Senin, 26 Desember 2016

Awal Mula Munculnya Batik Gumelem

l
Tak hanya dikenal sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Jawa Tengah dengan Obyek Wisata Dataran Tinggi Dieng dan Dawet Ayunya, namun Kabupaten Banjarnegara dikenal pula dengan seni kerajinan batik tulisnya dengan Desa Gumelem sebagai sentranya.
Belum ada penelitian khusus mengenahi sejarah batik Gumelem, namun ada beberapa versi yang menjelaskan awal mula munculnya batik tulis itu. Sebuah catatan yang diperoleh dari Bagian Perekonomian Setda Banjarnegara mengisahkan munculnya Batik Gumelem yang diawali sejak berdirinya tanah perdikan Gumelem yang menjadi Kademangan pada sekitar tahun 1830.
Miniatur kehidupan istana seperti pranata, trapsila dan tata praja di wilayah pedesaan secara baik ditemukan pada ragam kehidupan di Kademangan Gumelem. Layaknya tanah perdikan, Kademangan Gumelem mengatur wilayahnya sendiri dan pembatik adalah salah satu dari satuan kerja teknis yang bertugas membuat kain batik bagi keperluan busana keluarga, kerabat dan sentana dalem kademangan.
Masa keemasan Batik Gumelem mulai pudar seiring dengan lunturnya jaman Kademangan yang merupakan tanah perdikan (Bebas Pajak) di bawah pengaruh Kasunanan Surakarta. Status dan wilayah Kademangan berubah karena Surakarta dilanda krisis politik waktu itu dan status Kademangan Gumelem berubah menjadi Desa Praja dengan wilayahnya meliputi Gumelem Wetan dan Gumelem Kulon.
Ada juga versi lain yang mengisahkan perjuangan Batik Gumelem ada kaitannya dengan sejarah Batik Banyumas dengan Sokaraja sebagai pusatnya di abad ke-15. Sejak perang Diponegoro tahun 1830, saat Pangeran Puger mengungsi ke Banyumas yang diikuti oleh para punggawa, budayawan dan seniman. Seorang pengikut yang terkenal waktu itu adalah Najendra yang mengembangan Batik Celup Sokaraja. Ditempat baru tersebut mereka mulai mengembangkan seni kerajinan batik dengan coraknya masing-masing dan salah satunya muncul Batik Gumelem.
Keterkaitan dengan sejarah Batik Banyumas menjadikan Batik Gumelem memiliki kesamaan dengan Batik Banyumas yang lebih dikenal dengan Batik Sokaraja, seperti Motif Kawung, kalau di Gumelem menjadi Kawung Ceplokan, Jahe Serimpang, Godong Lumbu, Pring Sedapur dan sebagainya.
Batik Gumelem juga tidak meninggalkan corak batik klasik seperti Sido Mukti dan Sidoluhur yang khas dengan Keraton Surakarta. Batik Gumelem memiliki warna khas yakni gelap, coklat dan kuning.
Meskipun berdiri sudah sejak lama, namun Batik Gumelem belum bisa setenar batik dari Yogya, Solo dan Pekalongan maupun batik Banyumas. Saat ini jumlah pengrajin Batik Gumelem mencapai lebih dari 55 orang yang tersebar di Desa Gumelem Wetan, Gumelem Kulon dan Desa Panerusan Wetan, Kecamatan Susukan.
Batik Gumelem mempunyai ciri khas asli batik tulis yang masih berdasarkan pakem dan cenderung berwarna sogan (coklat), hitam dan kuning serta bermotif bunga, kawung dan parang.
Motif Batik Gumelem dibagi menjadi dua corak, yaitu klasik dan kontemporer. Corak klasik terdiri dari Pring Sedapur, Gajah Uling, Sungai Serayu, Udan Liris, Rujak Sente, Jahe Serimpang, Sido Mukti, Grinting, Galaran, Buntelan, Sidoluhur, Ukir Udar, Sekar Jagad, Gabah Wutah, Blaburan, Parang Angkrik, Parang Angkrik Seling dan Kopi Pecah.
Untuk motif kontemporer warna Batik Gumelem warnanya lebih berani dan variatif. Penggunaan warna yang lebih berani seperti hijau, merah, biru dan warna-warna lain dikerjakan oleh pembatik-pembatik muda. Contoh motif kontemporer diantaranya Sawung Alit, Lumbu Pari, Kawung Ceplokan, Kantil Rinonce, Sekar Tirta, Pilih Tanding, Salak Raja dan Sekar Kinasih.
Sekitar tahun 2003 Batik Gumelem mulai diperbincangkan oleh para pejabat Pemda Banjarnegara. Selang beberapa tahun kemudian Pemerintah Kabupaten Banjarnegara mewajibkan semua PNS mengenakan pakaian Batik Gumelem. Terhitung sejak tahun 2006 Batik Gumelem Banjarnegara mulai menggeliat hingga saat ini. (s.bag)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Lady Gaga, Salman Khan